KEUTAMAAN DAN SUNAH IDUL FITRI YANG WAJIB KALIAN KETAHUI

Sumber: www.nu.or.id

Sumber: www.nu.or.id

Umat Islam hampir selesai menjalankan ibadah puasa sebulan penuh dan tidak lama lagi akan merayakan Hari Raya Idul Fitri sebagai bentuk perayaan kemenangan umat Islam. Idul Fitri merupakan hari raya kemenangan bagi umat Islam di seluruh dunia. Karena pada hari itu, shoimin dan shoimat dapat terlahir kembali sebagai orang-orang yang menang dalam mengendalikan lapar, dahaga, serta hawa nafsu setelah sebulan lamanya. Sesuai syariat Islam, pada Hari Raya Idul Fitri diharamkan bagi pemeluknya menjalankan ibadah puasa.

Namun, ada beberapa keutamaan Hari Raya Idul Fitri dan amalan sunah yang perlu kamu ketahui dan amalkan.

Berdasarkan buku Panduan Muslim Sehari-hari oleh DR. KH. M. Hamdan Rasyid, M.A dan Saiful Hadi El-Sutha, berikut ini beberapa keutamaan Idul Fitri
1. Hari Penuh Kebahagiaan dan Kegembiraan
Kebahagiaan dan kegembiraan ini terjadi karena Allah Swt. akan menganugerahkan pahala dan ampunan kepada mereka yang berhasil menyempurnakan ibadahnya.

2. Hari yang Baik
Hari Raya Idul Fitri juga disebut hari yang baik, sebagaimana sabda Rasullullah saw. ketika beliau sampai di Madinah, “Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha”. (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i).

3. Hari Kembali Berbuka
Berdasarkan makna dari kata Id dan Fitri, kata Id berasal dari kata aad–yauudu yang berarti kembali. Sedangkan Fitri diartikan sebagai buka puasa untuk makan. Sebab itu, disunahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan salat Idul Fitri. Diharamkan pula untuk berpuasa, sebab hari itu merupakan pertanda bahwa puasa Ramadan telah berakhir.

4. Hari Kembali Menjadi Suci
Keutamaan selanjutnya yaitu umat muslim bisa kembali suci. Dari Abu Hurairah r.a. menyampaikan, “Barangsiapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Hari Pembagian Pahala dan Ampunan
Pada hari Idul Fitri, Allah Swt. membagikan ampunan dan juga pahala kepada mereka yang telah berpuasa selama Ramadan, sekaligus yang mengerjakan amalan saleh atas dasar iman.

Adapun amalan sunah yang dapat diamalkan, berdasarkan buku Fiqh Al-‘Ibdat oleh Syaikh Alauddin Za’tari, buku Ihya 345 Sunah Nabawiyah karya Raghib As-Sirjani, dan buku Al-Jami’fii Fiqh An-Nisa’ susunan Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah yaitu sebagai berikut
1. Bertakbir di Malam dan Saat Hari Raya Idul Fitri Berlangsung
Adapun lafadz takbir yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud r.a yaitu

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أكْبَرُ وَ لِلَّهِ الْحَمْد

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan untuk Allah segala pujian”.

2. Mandi
Waktunya mulai tengah malam saat Idul Fitri sampai akhir siang hari raya. Waktu utama ialah setelah terbit fajar, sebagaimana hadis riwayat Abbas ia berkata, “Rasullulah saw. biasa mandi pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha”. (HR. Ibnu Majah)

3. Mengenakan Wewangian dan Pakaian Terbaik
Sesuai hadis dari Anas ibn Malik, “Pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, Rasullullah saw. memerintahkan kami untuk menggunakan pakaian terbaik yang kami miliki dan memakai wewangian terbaik yang ada pada kami, serta berkurban dengan binatang yang tergemuk yang kami punyai”. (HR. Hakim)

4. Makan Sebelum Melaksanakan Shalat Idul Fitri

كَانَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْدُو يَوْمَ الْفَطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ

Artinya: “Rasulullah saw. tidak berangkat salat pada Hari Raya Idul Fitri, sehingga beliau memakan beberapa buah kurma”. (HR. Bukhari dan Ahmad, dari Anas bin Malik).

5. Berangkat dan Mendirikan Salat Idul Fitri
Disunahkan untuk pergi ke tanah lapangan guna mendirikan salat Idul Fitri maupun Idul Adha. Sesuai dengan sunah muakkad (yang ditekankan), rakaat salat Idul Fitri berjumlah 2 rakaat. Untuk rakaat pertama melakukan takbir sebanyak tujuh rakaat. Sementara rakaat kedua dengan takbir lima rakaat.

6. Menempuh Jalan Berbeda di Hari Idul Fitri
Ketika Nabi saw. hendak pergi menuju shalat Id, beliau melalui suatu jalan dan kembali dengan melewati jalan yang berbeda hingga beliau melihat banyak kaum muslimin pada kedua jalan tersebut. Dari Jabir ibn Abdullah ia berkata, “Adalah Rasulullah saw. menempuh jalan yang berbeda pada hari Id”. (HR. Bukhari, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).

8. Saling Mengunjungi di Hari Idul Fitri
Sebagaimana sabda Nabi saw. mengenai orang yang senang berkunjung satu sama lain, dari Mu’adz ibn Jabal ia berkata bahwa pernah mendengar Rasulullah menuturkan, “Allah Swt. berfirman: Cinta-Ku berhak didapatkan oleh orang yang saling mencintai karena-Ku, orang saling duduk karena-Ku, orang yang saling mengunjungi karena-Ku, dan orang yang membantu karena-Ku”. (HR. Al-Muwathta dan Ahmad).

Itulah penjelasan terkait keutamaan dan amalan sunah Idul Fitri yang dapat sobat PersMa lakukan. Semoga dengan adanya artikel ini, kita dapat sama-sama memahami akan adanya Hari Raya Idul Fitri dan kembali menjadi orang yang menang.

Karya: Hana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *