JAUH DI MATA

Sentuhan hangat kau
Meringkas hatiku
Panggilan sayang berpercik amarah
Tak goyahkan cintaku
Di awal kembang api menyala
Terlihat wajah ceriamu
Redup pun itu
Tak akan menggelapkan cahya dirimu
Setiap hari kau tumpahkan katamu
“Nak, hari ini mau berbuka dengan apa?”
Gembira nafsuku
“Ayam, Bu”
Tak habisnya hari demi hari
Tak bosannya Minggu demi Minggu
Sampai detik hari kusimpan rindu
Menepis air mata ini Ibu
Kini anak kesayanganmu
Menunggu adzan sendiri
Menikmati lezatnya masakan sendiri
Tanpa ada lagi racikan darimu lagi
Sepinya kamarku kini
Tanpa ada lagi riuh membangunkan
Dengan nada tinggi
“Bangun sahur, sudah waktunya subuh”
Batinku tak bisa menahan derainya lautan sedih
Tak pernah mata sejauh ini, pedih
Ku rindu kau
Ku ingin panggilan kau
Apalah daya dekat kau
tak begitu ku rasa
Jauh dari kau
Rindu sangat yang luar biasa
Terimakasih nak rantau
Kau kuat
Kau tak sendirian
Doa Ibu ikut membersamai langkahmu
Dari pena
Sang pemimpi
Bersamaku cintamu ini
Tak kan luntur membersamai sedih ini
Wahai Ibunda yang kucintai.
Karya: Ega Febriani
