Sumber: images.app.goo.gl

Sumber: images.app.goo.gl

Pernahkah kalian mendengar atau mengalami secara langsung, disekitar organisasi maupun disebuah perusahaan Post Power Syndrome? Tahukah kalian bagaimana ciri-ciri dari Post Power Syndrome itu sendiri? Serta bagaimana dampaknya jika seseorang atau diri kita sendiri mengalami gejala tersebut?

Melansir dari Alodokter, Post Power Syndrome atau sindrom pasca kekuasaan adalah keadaan ketika seseorang belum sepenuhnya menerima kondisinya yang sudah tidak lagi bekerja maupun kehilangan kekuasaan dan wewenang. Umumnya, mereka yang terbiasa bekerja dan mempunyai otoritas tertinggi disebuah perusahaan maupun organisasi, yang masih terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Sehingga disaat masa-masa pensiunnya yang tidak melakukan kegiatan apapun, bisa sangat mempengaruhi emosinya.

Elik Widiana selaku penulis Jurnal yang berjudul “Post Power Syndrome yang Terjadi Pada Sebuah Organisasi atau Pada Mantan Pemimpin Organisasi,” melalui laman etheses.uin-malang.ac.id mendefinisikan Post Power Syndrome yaitu, ketika seseorang yang sudah selesai masa jabatannya tetapi masih merasa angkuh dengan pencapaiannya. Sehingga sering mengatur keputusan organisasi atau perusahaan, dan mempunyai perasaan emosi ketika organisasi atau perusahaan tersebut tidak berjalan sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Ciri-ciri seseorang yang mengalami Post Power Syndrome baik secara sadar maupun tidak sadar yaitu, kurang bersemangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari setelah selesai masa jabatan. Lebih mudah tersinggung, terlebih jika ada seseorang yang berbicara mengenai kekuasaan. Menaruh rasa curiga pada banyak orang dan enggan mendengarkan pendapat ataupun masukan dari orang lain. Serta, merasa dirinya paling benar dan mudah mengkritik atau mengomentari pendapat orang lain.

Adapun dampak dari pengidap Post Power Syndrome, yaitu secara emosional lebih mudah tersulut emosi, sehingga kesehariannya jauh dari kata damai. Hal ini juga mempengaruhi atmosfer keadaan saat berinteraksi dengannya. Apabila orang tersebut mudah marah, mudah menaruh curiga, dan suka mengkritik, maka orang-orang disekitarnya akan merasa enggan apabila berada didekatnya. Dampak lanjutannya akan terlihat apabila orang tersebut sebelumnya memangku jabatan yang cukup tinggi, sehingga timbul perasaan-perasaan tersebut.

Lalu bagaimana cara mengatasi Post Power Syndrome itu sendiri? Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan

1. Mencari Kesibukan Baru

Oang yang terbiasa sibuk bekerja tentunya terkejut jika tidak lagi mempunyai rutinitas. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menerima masa pensiunan dengan damai adalah mencari kesibukan baru.

2. Mendalami Hobi

Terlebih yang sempat tertinggal karena sibuk bekerja, mendalami hobi bisa menjadi salah satu kunci untuk menghadapi Post Power Syndrome. Orang tersebut bisa mengingat kembali hobi yang sebenarnya ingin ia tekuni dari dulu dan meyakinkan dirinya untuk menekuni bidang tersebut.

3. Merencanakan Liburan Dengan Keluarga Ataupun Teman

Semua orang tanpa terkecuali membutuhkan liburan, termasuk orang dengan Post Power Syndrome yang sudah tidak lagi terikat pada rutinitas atau kewajiban tertentu.

4. Menjaga Komunikasi

Jika orang tua atau ada anggota keluarga yang baru saja memasuki masa pensiunan dari perusahaan maupun organisasi, ada baiknya kamu rutin berkomunikasi dengannya. Karena dengan berkomunikasilah dapat meredakan emosi-emosi maupun amarah yang tertinggal di dalam diri orang tersebut.

5. Berolahraga Secara Rutin

Olahraga memang terkenal dapat meningkatkan hormon endorfin yang dapat meningkatkan mood dan membuat tubuh lebih rileks. Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang mengalami Post Power Syndrome, karena dapat meningkatkan mood dan mempertahankan kenyamanan di dalam diri orang tersebut.

 

Karya: Acta Diurna

Editor: PoV

Leave a Reply