Sumber: suarakampus.com

Sumber: suarakampus.com

Pandang mata, senantiasa tertuju padanya

Sosok sederhana yang istimewa

Beralaskan asa ia ku perjuangkan

Meski tak tertelan logika

 

Benih rasa ini tumbuh meluap

Hingga segenap jiwaku telah siap

Tampil di hadapannya dan berdialog

Berpikir rasa nyaman kan terbentuk

 

Hatiku telah terisi tanaman cintanya

Mekar, indah nan biru

Tiada bahagia yang lebih dari ini

Ucapku kala ia menghampiri

 

Namun segala hal itu tumpas

Nyala api menguasainya

Lalu kobarannya mengalahkan ku

Dan menggerus seluruh perjuanganku

 

Duhai sosok yang ku kagumi

Wajahmu meracuni hati

Racun yang awalnya kukira gula

Namun realitanya hanya fatamorgana

 

Karya: Yuliana

Leave a Reply