Duduk terbelenggu diam membisu
Tak kuhiraukan bahkan panggilan ibu
Dengan nama Sang kuasaku
Atas badai yang mungkin saja berlalu
Dingin, balas sang pengatur suhu
Ada apa?
Tenanglah duhai jiwaku

Negeriku kini diambang pilu
Tertimpa nasib yang kian saja tak menentu
Katanya negeriku bebas ancaman itu?
Namun lihatlah
Mereka yang kini melemas jatuh
Terbaring merjerit kepedihan
Atas wabah yang tak lagi bisa tertahan

Belasan ribu tengkorak tak bedaya
Kini jadi santapan yang bernyawa
Menjijikan dilempar seperti sampah
Kebawah hingga terperosok dalam tanah

Tidak kah kau mendengar?
Jeritan malang dari jasad dibawah sana?
Mereka telah kalah
Dari ancaman penyakit wabah
Ada apa?
Apa yang harus kau banggakan?
Upayamu membuka tutup kota?
Belum bisa menahan laju penyebaran
Kini percuma untuk jasad malang tak bersalah
Dia telah mati

Ah sudahlah, penyakit ini pun
Tak ada penawar pengampun
Bersama kepasrahan bisu
Aku dan mereka
Atau bahkan kau juga?
Kita telah kalah

Sebelum aku diperlakukan sama
Aku menyatakan
Bukan sampah, tapi
Manusia yang ingin dimanusiakan
Tuhan yang maha esa, terimalah
Jasad, serahan dari kami
Untukmu, negeri, dan ibu pertiwi

 

Karya : R.zahra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *